KONSEP DIRI UNTUK MENINGKATKAN BELAJAR MAHASISWA
Sejumlah ahli psikologi dan pendidikan
berkeyakinan bahwa konsep diri dan prestasi belajar mahasiswa mempunyai
hubungan yang erat. Nylor (1972) misalnya, mengemukakan bahwa banyak penelitian
yang membuktikan hubungan positif yang kuat antara konsep diri dengan prestasi
belajar di kampus. Mahasiswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan
prestasi yang baik di kampus atau mahasiswa yang berprestasi tinggi di kampus
memiliki penilaian diri yang tinggi serta menunjukkan hubungan antar pribadi
yang positif. Mereka menentukan target
prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan
belajar keras dan tekun serta aktivitas-aktivitas mereka selalu diarahkan pada
kegiatan akademis. Mahasiswa juga memperlihatkan kemandirian dalam belajar,
sehingga tidak tergantung kepada dosen.
Untuk mengetahui hubungan antara konsep
diri dan prestasi belajar, Fink (dalam Burns, 1982) melakukan penelitian dengan
melibatkan sejumlah mahasiswa laki-laki dan perempuan yang dipasangkan
berdasarkan tingkat inteligensi mereka. Disamping itu mereka digolongkan
berdasarkan prestasi belajar mereka, yaitu kelompok berprestasi lebih (overachievers)
dan kelompok berprestasi kurang (underachievers). Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan konsep diri antara mahasiswa yang tergolong overachiever dan underachiever. Mahasiswa yang overachiever menunjukkan konsep diri yang lebih
positif, dan hubungan yang erat antara konsep diri dan prestasi belajar
terlihat jelas pada laki-laki.
Penelitian Walsh (dalam Burns, 1982),
juga menunjukkan bahwa mahasiswa yang tergolong underchiever mempunyai konsep diri yang negatif
serta memperlihatkan beberapa karakteristik kepribadian, yaitu :
1) mempunyai perasaan dikritik, ditolak dan diisolir;
2) melakukan mekanisme pertahanan diri dengan cara
menghindar dan bahkan bersikap menentang;
3) tidak mampu mengekspresikan perasaan dan perilakunya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut
jelas bahwa konsep dan prestasi belajar mahasiswa di kampus mempunyai hubungan
yang erat. Mahasiswa yang berprestasi tinggi cenderung memiliki konsep diri
yang beda dengan mahasiswa yang berprestasi rendah. Mahasiswa yang berprestasi
rendah akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan
dan kurang dapat melakukan penyesuaian diri yang kuat dengan mahasiswa lain. Mahasiswa
yang memandang dirinya negatif ini, pada gilirannya akan menganggap keberhasilan
yang dicapai bukan karena kemampuan yang dimilikinya melainkan lebih mereka
kebetulan atau karena faktor keberuntungan saja.
Konsep Diri untuk
meningkatkan belajar mahasiswa adalah sebagai berikut :
1. Membuat mahasiswa merasa mendapat dukungan dosen
Setiap mahasiswa membutuhkan adanya perasaan
bahwa ia mendapat dukungan dosen atas segala apa yang dilakukan, namun ini
tidak berarti bahwa mahasiswa harus mendapat limpahan bantuan dosen. Dukungan
tersebut dapat menimbulkan perasaan tanggung jawab terhadap prestasinya dengan
melihat hasil belajar mahasiswa dan dorongan untuk menyelesaikan tugasnya
sesuai dengan kemampuannya. Usaha dosen untuk mendukung mahasiswanya dapat
ditunjukan dengan memberi saran atau contoh penyelesaiaan dan kemudian
membiarkan mahasiswa itu mencoba menyelesaikan sendiri tugasnya.
2. Membuat mahasiswa merasa bertanggung jawab
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
membuat keputusan sendiri atas perilakunya dapat diartikan sebagai usaha dosen
untuk memberikan tanggung jawab kepada mahasiswa. Tanggung jawab ini akan mengarahkan
pandangan yang positif terhadap diri sendiri yang diwujudkan pada usaha
pencapaian hasil belajar yang maksimal.
3. Membuat mahasiswa merasa mampu
Pandangan terhadap kemampuan belajar mahasiswa
yang positif dapat memberikan manfaat kepadanya agar yakin terhadap
kemampuannya sehingga mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan diri seoptimal
mungkin dalam memperoleh hasil belajar.
4. Mendidik mahasiswa untuk mencapai tujuan yang realistis
Untuk membantu meningkatkan konsep diri mahasiswa,
dosen harus membantu mahasiswa untuk menetapkan tujuan yang hendak dicapai
serealistis mungkin yaitu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki mahasiswa.
Penetapan tujuan yang realistis dilakukan dengan melihat keberhasilan mahasiswa
pada masa lampau, maka pencapaian hasil belajar sudah dapat dipastikan sehingga
mahasiswa dapat terbantu untuk yakin terhadap kemampuan diri sendiri. Pencapaian
hasil belajar yang dilandasi dengan tujuan yang realistis akan dipandang
sebagai suatu kegagalan. Tujuan yang telalu tinggi tidak mungkin dicapai mahasiswa,
dan tujuan yang terlalu rendah akan mudah dicapai mahasiswa tanpa usaha dari mahasiswa
tersebut. Penetapan tujuan yang
tidak realistis ini mengakibatkan mahasiswa merasa tidak percaya dengan
kemampuan dirinya dan lebih jauh lagi akan mengakibatkan menurunnya konsep diri
mahasiswa. Hal ini akan mempengaruhi hasil belajarnya.
5. Membantu mahasiswa menilai diri mereka secara
realistis
Pada saat mengalami kegagalan, mahasiswa menilai
kegagalan itu secara negatif dengan memandang dirinya sebagai orang yang tidak
mampu. Untuk menghindari hal itu, mahasiswa memerlukan bantuan dosen untuk
menilai hasil belajar secara realistis yang mampu menambah rasa percaya akan
kemampuannya dalam menghadapi tugas-tugas perkuliahan.
Salah satu cara untuk membantu mahasiswa menilai diri sendiri secara realistis adalah dengan membandingkan hasil belajar mahasiswa pada masa lampau dengan hasil belajar pada saat ini. Dengan memaparkan keberhasilan mahasiswa dari waktu kewaktu mahasiswa akan mengalami seluruh kemajuannya. Hal ini dapa memberi semangat untuk yakin pada kemampuannya terhadap seluruh tugas perkuliahan.
Salah satu cara untuk membantu mahasiswa menilai diri sendiri secara realistis adalah dengan membandingkan hasil belajar mahasiswa pada masa lampau dengan hasil belajar pada saat ini. Dengan memaparkan keberhasilan mahasiswa dari waktu kewaktu mahasiswa akan mengalami seluruh kemajuannya. Hal ini dapa memberi semangat untuk yakin pada kemampuannya terhadap seluruh tugas perkuliahan.
6. Mendorong mahasiswa agar bangga secara realistis
Rasa bangga akan keberhasilan yang dicapai
merupakan salah satu kunci untuk menjadi lebih positif dalam memandang
kemampuan yang dimilikinya.