Kamis, 24 April 2014

KONSEP DIRI UNTUK MENINGKATKAN BELAJAR MAHASISWA

KONSEP DIRI UNTUK MENINGKATKAN BELAJAR MAHASISWA

Sejumlah ahli psikologi dan pendidikan berkeyakinan bahwa konsep diri dan prestasi belajar mahasiswa mempunyai hubungan yang erat. Nylor (1972) misalnya, mengemukakan bahwa banyak penelitian yang membuktikan hubungan positif yang kuat antara konsep diri dengan prestasi belajar di kampus. Mahasiswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik di kampus atau mahasiswa yang berprestasi tinggi di kampus memiliki penilaian diri yang tinggi serta menunjukkan hubungan antar pribadi yang positif.  Mereka menentukan target prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar keras dan tekun serta aktivitas-aktivitas mereka selalu diarahkan pada kegiatan akademis. Mahasiswa juga memperlihatkan kemandirian dalam belajar, sehingga tidak tergantung kepada dosen.
Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan prestasi belajar, Fink (dalam Burns, 1982) melakukan penelitian dengan melibatkan sejumlah mahasiswa laki-laki dan perempuan yang dipasangkan berdasarkan tingkat inteligensi mereka. Disamping itu mereka digolongkan berdasarkan prestasi belajar mereka, yaitu kelompok berprestasi lebih (overachievers) dan kelompok berprestasi kurang (un­derachievers). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan konsep diri antara mahasiswa yang tergolong overachiever dan underachiever. Mahasiswa yang overachiever menunjukkan konsep diri yang lebih positif, dan hubungan yang erat antara konsep diri dan prestasi belajar terlihat jelas pada laki-laki.
Penelitian Walsh (dalam Burns, 1982), juga menunjukkan bahwa mahasiswa yang tergolong underchiever mempunyai konsep diri yang negatif serta memperlihatkan beberapa karakteristik kepribadian, yaitu :
1) mempunyai perasaan dikritik, ditolak dan diisolir;  
2) melakukan mekanisme pertahanan diri dengan cara menghindar dan bahkan bersikap menentang;
3) tidak mampu mengekspresikan perasaan dan perilakunya.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut jelas bahwa konsep dan prestasi belajar mahasiswa di kampus mempunyai hubungan yang erat. Mahasiswa yang berprestasi tinggi cenderung memiliki konsep diri yang beda dengan mahasiswa yang berprestasi rendah. Mahasiswa yang berprestasi rendah akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan dan kurang dapat melakukan penyesuaian diri yang kuat dengan mahasiswa lain. Mahasiswa yang memandang dirinya negatif ini, pada gilirannya akan menganggap keberhasilan yang dicapai bukan karena kemampuan yang dimilikinya melainkan lebih mereka kebetulan atau karena faktor keberuntungan saja.
Konsep Diri untuk meningkatkan belajar mahasiswa adalah sebagai berikut :

1.    Membuat mahasiswa merasa mendapat dukungan dosen
Setiap mahasiswa membutuhkan adanya perasaan bahwa ia mendapat dukungan dosen atas segala apa yang dilakukan, namun ini tidak berarti bahwa mahasiswa harus mendapat limpahan bantuan dosen. Dukungan tersebut dapat menimbulkan perasaan tanggung jawab terhadap prestasinya dengan melihat hasil belajar mahasiswa dan dorongan untuk menyelesaikan tugasnya sesuai dengan kemampuannya. Usaha dosen untuk mendukung mahasiswanya dapat ditunjukan dengan memberi saran atau contoh penyelesaiaan dan kemudian membiarkan mahasiswa itu mencoba menyelesaikan sendiri tugasnya.

2.    Membuat mahasiswa merasa bertanggung jawab
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk membuat keputusan sendiri atas perilakunya dapat diartikan sebagai usaha dosen untuk memberikan tanggung jawab kepada mahasiswa. Tanggung jawab ini akan mengarahkan pandangan yang positif terhadap diri sendiri yang diwujudkan pada usaha pencapaian hasil belajar yang maksimal.



3.     Membuat mahasiswa merasa mampu
Pandangan terhadap kemampuan belajar mahasiswa yang positif dapat memberikan manfaat kepadanya agar yakin terhadap kemampuannya sehingga mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan diri seoptimal mungkin dalam memperoleh hasil belajar.

4.    Mendidik  mahasiswa untuk mencapai tujuan yang realistis
Untuk membantu meningkatkan konsep diri mahasiswa, dosen harus membantu mahasiswa untuk menetapkan tujuan yang hendak dicapai serealistis mungkin yaitu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki mahasiswa. Penetapan tujuan yang realistis dilakukan dengan melihat keberhasilan mahasiswa pada masa lampau, maka pencapaian hasil belajar sudah dapat dipastikan sehingga mahasiswa dapat terbantu untuk yakin terhadap kemampuan diri sendiri. Pencapaian hasil belajar yang dilandasi dengan tujuan yang realistis akan dipandang sebagai suatu kegagalan. Tujuan yang telalu tinggi tidak mungkin dicapai mahasiswa, dan tujuan yang terlalu rendah akan mudah dicapai mahasiswa tanpa usaha dari mahasiswa tersebut. Penetapan tujuan yang tidak realistis ini mengakibatkan mahasiswa merasa tidak percaya dengan kemampuan dirinya dan lebih jauh lagi akan mengakibatkan menurunnya konsep diri mahasiswa. Hal ini akan mempengaruhi hasil belajarnya.

5.    Membantu mahasiswa menilai diri mereka secara realistis
Pada saat mengalami kegagalan, mahasiswa menilai kegagalan itu secara negatif dengan memandang dirinya sebagai orang yang tidak mampu. Untuk menghindari hal itu, mahasiswa memerlukan bantuan dosen untuk menilai hasil belajar secara realistis yang mampu menambah rasa percaya akan kemampuannya dalam menghadapi tugas-tugas perkuliahan.
Salah satu cara untuk membantu mahasiswa menilai diri sendiri secara realistis adalah dengan membandingkan hasil belajar mahasiswa pada masa lampau dengan hasil belajar pada saat ini. Dengan memaparkan keberhasilan mahasiswa dari waktu kewaktu mahasiswa akan mengalami seluruh kemajuannya. Hal ini dapa memberi semangat untuk yakin pada kemampuannya terhadap seluruh tugas perkuliahan. 


6.    Mendorong mahasiswa agar bangga secara realistis

Rasa bangga akan keberhasilan yang dicapai merupakan salah satu kunci untuk menjadi lebih positif dalam memandang kemampuan yang dimilikinya.

0 komentar:

Posting Komentar